Pages

Sabtu, 20 Agustus 2011

makalah


Nama         : Wahyu Andini
Kelas          : IX B
No absent  : 37

           TILANG


   Pada sore itu,aku dan sepupuku berencana untuk membeli jam tangan.Setiba di toko itu kami memilih-milih jam tangan.Kami bingung sendiri karena di toko tersebut tidak hanya menjual jam tangan saja tetapi banyak yang lainya seperti baju,sepatu,dan masih banyak lagi.  

   “Kak, jam tangan ini bagus sekali bukan?”Tanya Lia sepupuku.
   “Iya,tetapi jam tangan ini tren tahun lalu dek!”jawab ku sambil melihat lihat jam tangan yang lain.
   “Iya juga ya,bagaimana kalau yang ini mbak?” tanya Lia .
   “Bagus,sih tetapi warnanya tidak cocok untukmu,cari saja warna gelap!”ujar ku.

Setelah memilih jam tangan akhirnya kami menemukan jam tangan yang cocok.Sehabis dari toko tersebut kami pulang.

  “Dek, kita lewat rumah sakit darmayu saja ya,agar tidak ketahuan polisi.”ujar ku.
  “Jangan mbak,disana ramai sekali ,Kita lewat pasar sangga langit saja.”kata Lia.
  “Ya,sudah kalai begitu.”

Akhirmya kami memilih melewati pasar sangga langit.Saat lampu merah menyala,kami berhenti,mobil-mobil yang berhenti membuat motor kami berada pada urutan yang paling belakang.Dan saat lampu hijau menyala aku belum sempat berjalan ,lampu merah sudah menyala dan pada waktu itu aku tidak tahu,padahal sepupuku sudah mengingatkan kalau lampu merah menyala kembali tetapi aku tidak mendengarnya.

  “Mbak….mbak lampu merah kok jalan terus?”Tanya lia.
Tetapi aku tidak mendengar dan terus berjalan.

Tiba-tiba ada polisi yang membunyikan peluitnya dengan lantang. Dengan rasa gugup aku dan sepupuku menghampirinya.

  “Priiitttt….priitt..Berhenti dek! kamu ini bagaimana,apa kamu tidak melihat lampu merah disana?”Tanya pak polisi.
  “Maaf,pak saya tidak melihatnya.”jawab ku
  “Anu,pak!tadi saya itu mau belok ke barat pak.”ujar Lia
  “Tidak mungkin! kami pikir saya bodoh?sudah-sudah keluarkan SIM,STNK,dan KTP mu.”jawab polisi dengan rasa kesal.
  “Ketinggalan di rumah pak.”jawab lia dengan perasaan serba salah
  “Kalau begitu kalian berdua saya tilang.Dan motor kalian sementara ditinggal disini.ujar pak polisi.”
  “Kalau ikut sidang kira-kira berapa pak biayanya?”Tanya lia dengan perasaan kecewa.
  “Rp.75.000.00-,”jawab pak polisi
  “Kalau titip siding berapa pak?”tanyaku sambil melihat isi uang yang ada di dompetku.
  “Rp.245.000-,”jawab pak polisi sambil menulis surat tilang.
  “Apa tidak bias dikurangi pak?”ujar Lia dengan wajah penuh belas kasihan.
  “Ya,sudah, kamu saya beri keringanan .Saya hapus 1  kesalahan kamu.bagaimana?”jawab pak polisi sambil menawarkan.
  “Ya sudah pak,ini uangnya.”jawab Lia sambil menyodorkan uang kepada pak polisi.
  “Kalau begitu,kami permisi dulu,pak terimakasih.”jawab ku sambil mengambil motor yang ada di halaman pos polisi.


Akhirnya kami pulang dan sampai sekarang kejadian ini tidak di ketahui oleh kedua orang tua kami.


SELESAI
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar