Pages

Minggu, 24 Juli 2011

manusia dan kebudayaan

  KATA PENGANTAR  
Dengan mengucapkan puji dan syukur pada tuhan yang maha kuasa dengan izin-NYA saya menyelesaikan makalah ini dengan judul “ ILMU SOSOIAL DAN BUDAYA DASAR ” Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih pada dosen pembimbing dan rekan-rekan sejawat yang telah memotivasi penulis sehingga selesainya makalah ini. Saya penulis menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan dan kejanggalan. Oleh sebab itu saya tidak menutupdiri dari semua pihak untuk memberi kritik dan saran yang sifatnya membangun. Mudah-mudahan ini bermanfaan bagi pembacadan khususnya bagi saya sendiri.
     Ponorogo,..,...2011 Penyusun : Abdul Aziz        BAB I MANUSIA DAN KEBUDAYAAN  A.PENGERTIAN     Bentuk kata dari budi dan daya berarti cinta, karsa dan rasa     Bahasa sansekerta budayah bentuk jamak buddhi yang berarti budi atau akal     Bahasa inggris berasal dari culture     Bahasa belanda berasal cuituur     Bahasa latin bersal dari colera     E.B Tylor adalah pengetahuan; kepercayaan, kesenian moral, keilmuan,  hukum adat istiadat     R. Linton adalah kebudayaan dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang di pelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari     Koentjaraningrat adalah seluruh sistem gagasan milik diri manusia dengan belajar     Selo soemarjan soelaeman soemardji adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat     Herkovist adalah begian dari lingkungan hidup  diciptakan oleh manusia      A.PERWUJUDAN KEBUDAYAAN Menurut :     J.J honigman, dalam bukunya The word of man (1959) membagi budaya dalam tiga wujud, yaitu: ideas, activities, and artifact.     Koentjaraningrat, digolongkan dalam tiga wujud yaitu:     Suatu kompleks dari ide-ide,gagasan, nilai-nilai, norma dan peraturan     Suatu kompleks aktivitas serta tndakan berpola dari manusia dalam masyarakat     Benda-benda hasil karya manusia A.    SUBSTANSI (ISI) UTAMA BUDAYA 1.Sestem pengetahuan Untuk memperoleh pengetahuan manusia melakukan 3 cara yaitu:     Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial     Berdasrkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal.     Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering disebut sebagai komunikasi simboliks 1)    NILAI Adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat 2)PANDANGAN HIDUP Merupakan suatu pedoman hidup bangsa atau masyarakat untuk mengatasi masalah yang dihadapinya  3)KEPERCAYAAN Lebih luas dari pada agama dan kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa 1)PERSEPSI (sudut pandang) Titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahaimi kejadian atau gejala dalam kehidupan 2)ETOS (Kebudayaan) ETOS berasal dari bahasa inggris yang berarti watak khas A.SIFAT-SIFAT BUDAYA Sifat-safat hakiki:     Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia     Budaya tidak akan mati dengan adanya generasi baru     Budaya diperlukan oleh manusiadan terwujud dalam tingkah lakunya     Budaya mencakup aturan yang berisi kewajiban, tndakan, yang diterima dan ditolak, yang diijinkan dan dilarang  A.SISTEM BUDAYA Fungsinya adalah menata serta menetapkan tindakan dan tingkah laku manusia     Unsur Pokok Kebudayaan o    Bronislaw malinowski : sistem norma, organisasi ekonomi, alat lembaga pendidikan, organisasi kekuatan o    Melville J. Hekovist : alat toknologi, sistem okonomi, keluarga,  kekuasaan politik      Jenis kebudayaan     Kebudayaan material     Kebudayaan non-meterial       Dilihat dari dimensi A.MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN         Menurut Supartono (dalam rafael raga maran,1999 ; 36) sebagai daya manusia. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal, itelegensi, dan intuisi, perasaan dan emosi, kemauan fantasi dan perilaku. Kebudayaan ada karena manusia penciptanya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang di ciptakanya. (Dialektika Fundamenta) yang terdiri atas tiga tahap yaitu tahap eksternalisasi, tahap objektif, tahap internalisasi.   Kebudayaan mempunyai peran sebagai berikut ;     Hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.     Walau untuk menyalurkan perasaan dan kemampuan-kemampuan.     Pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.     Pembeda manusia dan binatang.     Petunjuk manusia untuk bertindak dan berperilaku dalam bergaul.     Modal dasar pembangunan. A.PENGARUH BUDAYA TERHADAP LINGKUNGAN •    Physical Environment •    Cultural social Environment •    Environmental Orientatiaon and Representation •    Environmenal Behaviour and process •    Out larries product  A.PROSES DAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN        Kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangannya  sejajar dengan perkembangan manusia itu.  A.PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN 1.    Pandangan hidup dan sistem kepercayaan  2.    Perbedaan persepsi atau sudut pandang 3.    Faktor psikologi atau kejiwaan 4.    Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar 5.    Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru 6.    Sikap Etnosentrisme 7.    Perkembangan IPTEK A.PERUBAHAN KEBUDAYAAN         Ada tiga faktor yaitu ; •    Prubahan lingkungan alam •    Adanya kontak dengan suatu kelompok lain •    Perubahan karena adanya penemuan    BAB II MANUSIA DAN PERADABAN A.PENGERTIAN •    Bierens De Hann Persaudaraan adalah seluruh kehidupan sosial, politik, ekonomi dan teknik. kebudayaan adalah sesuatu yang berasal dari haasrat dan gairah yang berada diatas tujuan yang praktis hubungan masyarakat •    Oswald spengl (1880-1936) Peradapan adalah kebudyaan yang sudah tidak tumbuh lagi mati. kebudayaan adalah wujud dari seluruh kehidupan adat, industrial filsafat dan sebagainya. •    Prof.Dr.Koentjaraningrat Peradapan adalah bagian-bagian dari kebudayaa yang halus dan indah seperti kesenian A.HAKIKAT HIDUP MANUSIA       Manusia dalam kehidpannya memiliki 3 fungsi sebagai makhluk tuhan, individu, dan sosial-budaya. mempunyai hakikat yang sama yaitu •    Terwujud dan tersalurkan.lewat perilaku manusia. •    Sudah ada sejak lahirnya generasi dan tatap ada setelah pengganti mati •    Diperlukan manusia yang diwujudkan lewat tingkah laku. •    Berisi aturan yang berisi kewajiban, tindakan yang diterima atau tidak , larangan, dan pantangan  A.PERADAPAN DAN PERUBAHAN SOSIAL 1)Pengertian dan cakupan perubahan sosial •    Wilbert moore memandang perubahan sosial sebagai perubahan struktur sosial, pola perilaku dan imteraksi sosial  •    Selo soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola perilaku diantara kelompok dalam masyarakatkkan  1)Teori dan Bentuk perubahan sosial a.Teori sebab akibat (causation problem) •    Analasis Dialektis Menelaah syarat-syarat dan keadaan yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam suatu sistem masysrakat. •    Teori tunggal mengenai perubahan sosial Menerangkan sebab-sebab perubahan sosial atau pola kebudayaan dengan menunjukkan kepada satu faktor penyebab a.Teori proses atau arah perubahan sosial •    Teori evolusi unilinier(garis lurus tunggal) Manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan tertentu (sederhana menjdi kompleks) •    Teori multilinier Menggambarkan suatu metodologi didasarkan pada suatu asumsi yang menyatakan bahwa perubahan sosial atau kebudayaan didapatkan gejala keteraturan yang nyata dan signifikan   BAB III MANUSIA SEBAGAI IDNIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL  A.INDIVIDU DAN MASYARAKAT 1)Manusia sebagai makhluk masyarakat     Bahasa latin, individu berasal dari kata individuum, artinya yang tak terbagi, dalam bahasa inggris individu berasal dr kata IN dan DIVIDED, IN artinya tidak dan DIVIDED beartiterbagi jadi individu artinya tidak terbagi atau suatu kesatuan     Individu adalah manusia yang memiliki kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia “perseorangan” atau orang seorang “ yang memiliki keiunikan 1)Manusia sebagai makhluk sosial       Perilaku manusia dipengaruhi orang lain, ia melakukan sesuatu dipengaruhi orang lain, faktor dan keinginan mendapat respons positif dari orang lain(pujian). diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (intersksi) dengan orang lain. ada kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain. potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia. •    Manusia sebagai makhluk yang berhubungan dengan lingkung hidup.   •    Ada 3 paham yaitu;        PAHAM DETERNIMISME      Tokohnya charles darwin, friederich ratzel dan elsworth huntington,determinisme alam menempatkan manusia sebagai makhluk yang tunduk pada alam, jadi alam yang menentukan A.PENGERTIAN MASYARAKAT DAN CIRI-CIRINYA        Istilah masyarakat dalam bahasa inggrisnya SOCIETY, sedangkan komunitas dalam bahasa inggrisnya COMMUNITY. masyarakat adalah kumpulan orang didalamnya hidup bersamadalam wktu yang cukup lama yang menciptakan nilai, norma dan kebudayaan bagi kehidupan mereka. •    Unsur masyarakat yang dikemukakan banyak ahli adalah •    Kumpulan orang •    Sudah terbentuk dengan lama •    Sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri •    Memiliki kepercayaan (nilai), sikap dan perilaku yang dimilki bersama •    Adanya kesinambungan dan ketahanan diri •    Memiliki kebudayaan Pngertian masyarakat setempat (comunity) atau komunitas dan ciri-ciri •    Menurut prof.dr.soerjono soekanto, istilah comunity dapat diterjemahkan sebagai masyarakat setempat, menunjukan pada warga-warga sebuah desa, kota, suku atau suatu bangsa. •    Masyarakat setempat (comunity) adalah suatu wilayh kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungn sosial yang tertentu. dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan masyarakat setempat. •    Unsur dari komunitas adalah wilayh atau lokslisasi dan perasaan saling ketergantungan atau saling membutuhkan. •    Perasaan bersama antara anggota masyarakat setempat tersebut di atas disebut comunity sentiment, yang mempunyai unsur seperasaan, sepenanggunan dan saling memerlukan  A.MASYARAKAT DESA DAN KOTA       Desa ditandai dengan kehidupan yang tenang, jauh dari hikuk pikuk keramaian,penduduknya ramah tamah, saling mengenal satu sama lain,mat pencaharian. penduduknya kebanyakan sebagai petani atau nelayan, mempunyai hubungan yang lebih erat. sistem kehidupannya berkelompok atas dasar kekeluargaan.       Kota ditandai dengan kehidupan yang ramai, wilayah yang luas, banyak penduduknya, hubungan tidak erat satu sama lain, dan mata pencaharian penduduknya bermacam-macam.     Menurut soerjono soekanto, masyarakat desa dan kota mempunyai perhatian yang berbeda, khususnya pada keperluan hidup. di desa yang di utamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lainya diabaikan. lain dengan pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan masyarakat sekitarnya sangat mereka perhatikan.     Menurut ferdinand tonnies mengemukakan pembagian masyarakat dengan sebutan masyarakat GEMAINSCHFT dan GESELCHAFT. masyarakat genmainschft  (paguyuban) adalah kelompok masyarakat dimana anggotanya sangat terikat secara emosional dengan yang lainya    PENUTUP  Saya dapat menyelesaikan makalah tanpa hambatan yang berarti. Tiada gading yang tak retak tentunya penyusu makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Sekian atas presentasi dari semua pihak saya ucapkan banyak-banyak terima kasih.             Ponorogo,...,...2011 Penyusun : Abdul Aziz

Kamis, 21 Juli 2011

JENIS-JENIS PEMBELAJARAN IPS


A.     Pendahuluan
Dalam penerapan jenis-jenis penilaian dalam pembelajaran IPS MI, guru mempunyai tanggung jawab yang cukup besar dalam menumbuhkan aspek-aspek yang dimiliki peserta didik. Penerapan penilaian ini dapat membantu guru dalam mengetahui bidang-bidang yang dimiliki peserta didik.
Selama ini penerapan jenis-jenis pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru belum begitu maksimal. Oleh karma itu dengan adanya jenis-jenis penilaian tersebut guru dapat memaksimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Dengan kodisi saat ini dapat dilakukan dengan jenis-jenis penilaiaan ini.

B.     Penerapan Penilaian Aspek kognitif
Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami, mengafal, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan meng evaluasi. Menuru Taksonomi Bloom (Sax 1980) adalah kemampuan berfikir secara hirarkis yang terdiri dan pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. P & P dalam aspek kognitif merujuk kepada Dewey (1916) dan pemerhatiannya bahawa setiap insan mempunyai kapasiti untuk berfikir.Polson & Jeffries (1985) mengatakan pemikiran berkaitan secara langsung dengan kemahiran penyelesaian masalah.Ennis (1985, 1991) berpendapat pemikiran merupakan beberapa siri proses pemikiran secara logik.Galotti (1989) menyatakan terdapat dua jenis membuat keputusan kesan dari pemikiran, iaitu “formal reasoning” dan “everyday reasoning.
Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntu untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan infomasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab akibat.Pada tingakan sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensitensiskan pengetahuan. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalmya judgement terhadap hasil analisisi untuk membuat kebijakan.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menunutut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Denagan demikian aspek kognitif adalah sub taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkan yang paling tinggi yaitu evaluasi.

C.     Penerapan Aspek Psikomotor 
Menurut Singer (1972) mata pelajaran yang termasuk kelompok mata ajar psikomotor adalah mata ajar yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik Magen berpendapat bahwa mata ajar yang termasuk dalam kelompok mata ajar psikomotor adalah mata ajar yang merncakup gerakan fisik dan keterampilan tengah. Keterampilan ini menunjukkan pada tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas  atau tugas kumpulan tertentu.
Dengan demikian, penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses belajar (unjuk kerja) berlangsung dengan cara mengetes peserta didik atau bias juga setelah proses belajar selesai.
Jenis tagihan dalam penilaian ranah psikomotor, dilihat dari caranya dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu penilaian kelas dan penilaian berkala. Penilaian kelas adalah penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan cara mengamati setiap eserta didik di saat mereka sedang belajar., mengerjakan tugas dan menjawab stiap pertanyaan yang ditagih. Penilaian berkala atau ujian blok adalah penilaian yang dilakukan secara berkala, tidak terus menerus dan hanya pada waktu tertentu saja.

D.    Penerapan Penilaian Aspek Afektif
Popham (1995), mengatakan bahwa ranah afektif menetukan keberhasilan belajar seseorang. Pengukuran ranah afektif dilakukan melalui metode observasi dan metode laporan diri. Penggunaan metode observasi berdasarkan pada asumsi bahwa karateristik afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan atau reaksi psikologi. Metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif seseorang adalah dirinya sendiri (Pengembangan Penilaian Afektif yang dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas).
Ranah afektif sangat menentukan keberhasialan seorang peserta didik untuk mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran. Peringkat ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu menerima, merespon, menilai, Organisasi dan karakterisasi.

E.     KESIMPULAN
Dengan adanya jenis-jenis penilaian, guru dapat mengukur kemampuan-kemampuan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat dilatih berfikir untuk melatih kemampuan-kemampuan berfikir yang dimilikinya.Oleh karna itu dengan adanya ketiga jenis- jenis ini guru dapat lebih kreatif dalam mengevaluasi siswa.

F.      DAFTAR PUSTAKA

Paket 12,Penerapan jenis-jenis penilaian dalam pembelajaran IPS MI














[1] Paket 12,Penerapan jenis-jenis penilaian dalam pembelajaran IPS MI
[3] http://suaidinmath.files.wordpress.com/2011/01/30-juknis-penilaian-afektif__isi-revisi__0104.pdf


PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELA
RENCANA PELAK
BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita harus terus sekolah sepanjang hidup kita.Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas, bukan itu yang dimaksud. Paradigma belajar seperti ini harus segera kita rubah. Pengertian belajar bukan hanya berada dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi dan semua hal.
Dalam agama sering kita dengar kalimat ” Belajarlah (tuntutlah ilmu) dari ayunan sampai liang lahat”.
Belajar merupakan tugas semua manusia, tua-muda, besar-kecil, kaya-miskin semua mempunyai tugas tersebut. Kita belajar mengetahui apapun yang ada di dunia ini untuk kemajuan individu atau universal. Belajar memberi, belajar menerima, belajar bersabar, belajar menghargai, belajar menghormati dan belajar semua hal.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Karakteristik Pendidikan Seumur Hidup
2.      Tujuan Pendidikan Seumur Hidup
3.      Beberapa Kepentingan Pendidikan Seumur Hidup
4.      Strategi Pendidikan Seumur Hidup
5.      Implikasi konsep PSH Bagi Pendidikan




BAB II
PEMBAHASAN
A.     Karakteristik Pendidikan Seumur Hidup[1]
Pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Ada beberapa karakteristik pendidikan seumur hidup diantaranya adalah karakteristik; hidup,seumur hidup , dan pendidikan merupakan tiga istilah pokok yang menentukan lingkungan dan makna pendidikan seumur hidup (PSH); pendidikan tidaklah selesai setelah berahir masa sekolah; PSH tidak diartikan sebagai pendidikan orang dewasa, tetapi PSH mencakup dan memadukan semua tahap pendidikan; PSH mencakup pola-pola pendidikan formal maupun non formal, baik kegiatan –kegiatan belajar terencana  maupun incidental; rumah memainkan peranan pertama, peranan yang paling halus dan sangat penting dalam memulai proses belajar seumur hidup; masyarakat juga memainkan suatu peranan yang penting dalam PSH; lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas, dan pusat-pusat latihan tentu mempunyai peran penting, tetapi semuanya itu hanya sebagai salah satu   bentuk lembaga PSH;
B.     Tujuan Pendidikan Seumur Hidup
Tujuan pendidikan manusia seutuhnya dan seumur hidup :
1. Mengembangkan potensi kepribadian manusia sesuai dengan kodrat dan hakikatnya, yakni seluruh aspek pembaurannya seoptimal mungkin.
2. Dengan mengingat proses pertumbuhan dan perkembangan kepribadian manusia bersifat hidup dinamis, maka pendidikan wajar berlangsung seumur hidup.
C.     Beberapa Kepentingan Pendidikan Seumur Hidup[2]
Hal yang mendasari perlunya pendidikan seumur hidup :
  1. Pertimbangan ekonomi. Masih banyaknya masyarakat yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
  2. Keadilan. Tuntutan akan adanya persamaan dan kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan.
  3. Faktor peranan keluarga.
  4. Faktor perubahan peranan sosial
  5. Perubahan teknologi
  6. Faktor-faktor vocational
  7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
  8. Kebutuhan anak-anak awal
D.     Strategi Pendidikan Seumur Hidup[3]
Adapun strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup sebagaimana di infentarisasi Prof. Soelaiman Joesoef meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.Konsep-konsep kunci pendidikan seumur hidup :
a.Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri
Pendidikan seumur hidup diartikan sebagai tujuan atau ide untuk pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman pendidikan, yang meliputi seluruh rentangan usia ini.
b. Konsep belajar seumur hidup
Konsep ini menyatakan bahwa pelajar belajar karena respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan pendidikan menyediakan kondisi-kondisi yang membantu belajar. Belajar menunjukkan kegiatan yang dikelola walaupun tanpa organisasi sekolah dan kegiatan ini justru mengarah pada penyelenggaraan asas pendidikan seumur hidup.
c. Konsep metode belajar seumur hidup
Sistem pendidikan (metode belajar) bertujuan membantu perkembangan orang-orang secara sadar dan sistematik respons untuk beradaptasi dengan lingkungan seumur hidup.
d. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
Kurikulum dirancang atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup yang praktis untuk mencapai pendidikan dan mengimplementasi prinsip-prinsip pendidikan seumur hidup.
2. Arah pendidikan seumur hidup
a. Pendidikan seumur hidup kepada orang dewasa
Pemuda atau orang dewasa memerlukan pendidikan seumur hidup dalam rangka pemenuhan self interest yang merupakan tuntutan hidup mereka self interest antara lain : kebutuhan baca tulis, latihan dan ketrampilan.
b. Pendidikan seumur hidup bagi anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak merupakan hal yang sangat penting karena anak akan menjadi tempat awal bagi orang dewasa nantinya. Program yang kegiatan yang disusun buat anak antara lain : kecakapan baca tulis, ketrampilan dasar dan mempertinggi daya pikir anak sehingga memungkinkan anak terbiasa belajar berpikir kritis dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan
E.     Implikasi konsep PSH Bagi Pendidikan
Implikasi ini diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan. Maksutnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut suatu kebijakan suatu keputusan tentang pelaksanaan PSH. Implikasi PSH pada program pendidikan, sebagamana yang dikemukakan oleh ananda W.P Guruge dalam bukunya Toward Better Educational Manegement dapat dikelompokan menjadi menjadikategori.
1.              Pendidikan bacatulis Internasional 
2.              Pendidikan Vokasional
3.              Pendidikan provisional
4.              Pendidikan kearah perubahan dan pembangunan
5.              Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
6.              Pendidikan cultural dan pengissian waktu senggang

F.      Perlunya pendidikan seumur hidup[4]
a.      Keterbatasan kemampuan pendidikan sekolah.
Pendidikan sekolah ternyata tidak memenuhi harapan masyarakat. Terlihat dalam [1] banyaknya lulusan yang tidak terserap dalam dunia kerja, yang antar antara lain mutunya yang rendah. [2] daya serap rata-rata lulusan sekolah yang masih rendah karena tidak bias belajar optimal. [3] pelaksanaan pendidikan sekolah tidak efisien hingga terjadi penghamburan pendidikan, yang terlihat adanya putus sekolah dan siswa yang mengulang.
b.      Perubahan masyarakat dan peranan social.
Globalisasi dan pembangunan mengakibatkan perubahan-perubahan yang cepat dalam masyarakat, dengan demikian perubahan-perubahan peranan social pendidikan di tuntut untuk membantu individu agar selalu dapat mengikuti perubahan-perubahan social sepanjang hidupnya.
c.       Pendayagunaan sumber yang belum optimal.
Pendayagunaan sumber secara menyeluruh untukpendidikan memerlukan kerja sama yang luas, sehingga perlu penyelenggaraan pendidikan yang meluas.
d.      Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah yang Pesat.
Dalam zaman modern, pendidikan luar sekolah berkembang dengan pesat sehingga perlu mendapat yangwajar dalam penyelenggaraan keseluruhan pendidikan.















[1] Basuki dan Mifthul Ulum Pengantar Ilmu Pendidikan Islam.( STAIN Po PRESS 2007).hlm 154
[2] Hasbulloh. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan(Umum dan Agama Islam) Jakarta: rajawali Pers, 2009
[3] Ibid 2.hlm 83-86
[4] Ibid 1.hlm157


KANG MASALAH

Rabu, 20 Juli 2011

JENIS-JENIS PEMBELAJARAN IPS


A.     Pendahuluan
Dalam penerapan jenis-jenis penilaian dalam pembelajaran IPS MI, guru mempunyai tanggung jawab yang cukup besar dalam menumbuhkan aspek-aspek yang dimiliki peserta didik. Penerapan penilaian ini dapat membantu guru dalam mengetahui bidang-bidang yang dimiliki peserta didik.
Selama ini penerapan jenis-jenis pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru belum begitu maksimal. Oleh karma itu dengan adanya jenis-jenis penilaian tersebut guru dapat memaksimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Dengan kodisi saat ini dapat dilakukan dengan jenis-jenis penilaiaan ini.

B.     Penerapan Penilaian Aspek kognitif
Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami, mengafal, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan meng evaluasi. Menuru Taksonomi Bloom (Sax 1980) adalah kemampuan berfikir secara hirarkis yang terdiri dan pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. P & P dalam aspek kognitif merujuk kepada Dewey (1916) dan pemerhatiannya bahawa setiap insan mempunyai kapasiti untuk berfikir.Polson & Jeffries (1985) mengatakan pemikiran berkaitan secara langsung dengan kemahiran penyelesaian masalah.Ennis (1985, 1991) berpendapat pemikiran merupakan beberapa siri proses pemikiran secara logik.Galotti (1989) menyatakan terdapat dua jenis membuat keputusan kesan dari pemikiran, iaitu “formal reasoning” dan “everyday reasoning.
Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntu untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan infomasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab akibat.Pada tingakan sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensitensiskan pengetahuan. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalmya judgement terhadap hasil analisisi untuk membuat kebijakan.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menunutut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Denagan demikian aspek kognitif adalah sub taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkan yang paling tinggi yaitu evaluasi.

C.     Penerapan Aspek Psikomotor 
Menurut Singer (1972) mata pelajaran yang termasuk kelompok mata ajar psikomotor adalah mata ajar yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik Magen berpendapat bahwa mata ajar yang termasuk dalam kelompok mata ajar psikomotor adalah mata ajar yang merncakup gerakan fisik dan keterampilan tengah. Keterampilan ini menunjukkan pada tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas  atau tugas kumpulan tertentu.
Dengan demikian, penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses belajar (unjuk kerja) berlangsung dengan cara mengetes peserta didik atau bias juga setelah proses belajar selesai.
Jenis tagihan dalam penilaian ranah psikomotor, dilihat dari caranya dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu penilaian kelas dan penilaian berkala. Penilaian kelas adalah penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan cara mengamati setiap eserta didik di saat mereka sedang belajar., mengerjakan tugas dan menjawab stiap pertanyaan yang ditagih. Penilaian berkala atau ujian blok adalah penilaian yang dilakukan secara berkala, tidak terus menerus dan hanya pada waktu tertentu saja.

D.    Penerapan Penilaian Aspek Afektif
Popham (1995), mengatakan bahwa ranah afektif menetukan keberhasilan belajar seseorang. Pengukuran ranah afektif dilakukan melalui metode observasi dan metode laporan diri. Penggunaan metode observasi berdasarkan pada asumsi bahwa karateristik afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan atau reaksi psikologi. Metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif seseorang adalah dirinya sendiri (Pengembangan Penilaian Afektif yang dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas).
Ranah afektif sangat menentukan keberhasialan seorang peserta didik untuk mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran. Peringkat ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu menerima, merespon, menilai, Organisasi dan karakterisasi.

E.     KESIMPULAN
Dengan adanya jenis-jenis penilaian, guru dapat mengukur kemampuan-kemampuan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat dilatih berfikir untuk melatih kemampuan-kemampuan berfikir yang dimilikinya.Oleh karna itu dengan adanya ketiga jenis- jenis ini guru dapat lebih kreatif dalam mengevaluasi siswa.

F.      DAFTAR PUSTAKA

Paket 12,Penerapan jenis-jenis penilaian dalam pembelajaran IPS MI














[1] Paket 12,Penerapan jenis-jenis penilaian dalam pembelajaran IPS MI
[3] http://suaidinmath.files.wordpress.com/2011/01/30-juknis-penilaian-afektif__isi-revisi__0104.pdf