Pages

Kamis, 21 Juli 2011

JENIS-JENIS PEMBELAJARAN IPS


A.     Pendahuluan
Dalam penerapan jenis-jenis penilaian dalam pembelajaran IPS MI, guru mempunyai tanggung jawab yang cukup besar dalam menumbuhkan aspek-aspek yang dimiliki peserta didik. Penerapan penilaian ini dapat membantu guru dalam mengetahui bidang-bidang yang dimiliki peserta didik.
Selama ini penerapan jenis-jenis pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru belum begitu maksimal. Oleh karma itu dengan adanya jenis-jenis penilaian tersebut guru dapat memaksimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Dengan kodisi saat ini dapat dilakukan dengan jenis-jenis penilaiaan ini.

B.     Penerapan Penilaian Aspek kognitif
Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami, mengafal, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan meng evaluasi. Menuru Taksonomi Bloom (Sax 1980) adalah kemampuan berfikir secara hirarkis yang terdiri dan pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. P & P dalam aspek kognitif merujuk kepada Dewey (1916) dan pemerhatiannya bahawa setiap insan mempunyai kapasiti untuk berfikir.Polson & Jeffries (1985) mengatakan pemikiran berkaitan secara langsung dengan kemahiran penyelesaian masalah.Ennis (1985, 1991) berpendapat pemikiran merupakan beberapa siri proses pemikiran secara logik.Galotti (1989) menyatakan terdapat dua jenis membuat keputusan kesan dari pemikiran, iaitu “formal reasoning” dan “everyday reasoning.
Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan hapalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntu untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan infomasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab akibat.Pada tingakan sintesis, peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mensitensiskan pengetahuan. Pada tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalmya judgement terhadap hasil analisisi untuk membuat kebijakan.
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menunutut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Denagan demikian aspek kognitif adalah sub taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai tingkan yang paling tinggi yaitu evaluasi.

C.     Penerapan Aspek Psikomotor 
Menurut Singer (1972) mata pelajaran yang termasuk kelompok mata ajar psikomotor adalah mata ajar yang lebih berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik Magen berpendapat bahwa mata ajar yang termasuk dalam kelompok mata ajar psikomotor adalah mata ajar yang merncakup gerakan fisik dan keterampilan tengah. Keterampilan ini menunjukkan pada tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas  atau tugas kumpulan tertentu.
Dengan demikian, penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses belajar (unjuk kerja) berlangsung dengan cara mengetes peserta didik atau bias juga setelah proses belajar selesai.
Jenis tagihan dalam penilaian ranah psikomotor, dilihat dari caranya dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu penilaian kelas dan penilaian berkala. Penilaian kelas adalah penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dengan cara mengamati setiap eserta didik di saat mereka sedang belajar., mengerjakan tugas dan menjawab stiap pertanyaan yang ditagih. Penilaian berkala atau ujian blok adalah penilaian yang dilakukan secara berkala, tidak terus menerus dan hanya pada waktu tertentu saja.

D.    Penerapan Penilaian Aspek Afektif
Popham (1995), mengatakan bahwa ranah afektif menetukan keberhasilan belajar seseorang. Pengukuran ranah afektif dilakukan melalui metode observasi dan metode laporan diri. Penggunaan metode observasi berdasarkan pada asumsi bahwa karateristik afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan atau reaksi psikologi. Metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan afektif seseorang adalah dirinya sendiri (Pengembangan Penilaian Afektif yang dikembangkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas).
Ranah afektif sangat menentukan keberhasialan seorang peserta didik untuk mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran. Peringkat ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu menerima, merespon, menilai, Organisasi dan karakterisasi.

E.     KESIMPULAN
Dengan adanya jenis-jenis penilaian, guru dapat mengukur kemampuan-kemampuan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat dilatih berfikir untuk melatih kemampuan-kemampuan berfikir yang dimilikinya.Oleh karna itu dengan adanya ketiga jenis- jenis ini guru dapat lebih kreatif dalam mengevaluasi siswa.

F.      DAFTAR PUSTAKA

Paket 12,Penerapan jenis-jenis penilaian dalam pembelajaran IPS MI














[1] Paket 12,Penerapan jenis-jenis penilaian dalam pembelajaran IPS MI
[3] http://suaidinmath.files.wordpress.com/2011/01/30-juknis-penilaian-afektif__isi-revisi__0104.pdf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar